Semangat ke sawarna

Akhirnya kepastian itu ada, setelah kamu baca tulisan ku tentang jadwal mbolang walau pertama shok katamu dan aku jelaskan maksudnya tentang apa sebelumnya yang aku anggap tidak kepastian dan rencana2 kita yang sempat tidak pasti ujungnya. Awalnya aku pesimis kamu mau tanggepi itu. Tapi Alhamdulillah, jawabanmu sedikit memuaskanku. Terima kasih mi.

Kamu bilang harus ada prioritas dan kurangi ego itu setelah kamu baca dan  kita bicara. Aku pun juga berusaha mengurangi ego tapi Demi Allah aku tidak ada maksud memaksakan ego ku tentang tujuan ku  yang telah aku tetapkan. Aku bicara pakai hati, tidak dengan nafsu.

Nge-gass ke sawarna jadi semangat dengan hati plong. Kalau sebelumnya hati penuh dengan kebimbangan tapi alhamdulillah sudah sedikit lega.

Aku akan mengadu kepada ombak agar ombak menghempaskan kebimbanganku,

Aku akan mengirim salam pada laut, agar laut menyampaikan pada langit. 

Dan langit menyampaikan pada gunung, agar gunung membuang kebimbanganmu.

Semoga setelah pulang dari sawarna ada langkah berikutnya yang pasti Yaa Allah. 

Ya Rabb berilah aku kemampuan dengan hati dan pikiran agar mampu memilih prioritas daripada nafsu egoku.

Engkau Maha Tau isi kedalaman hati seseorang tanpa harus meminta. 

Istiqomah setelah Romadhon

Khutbah jumat yang mengena untukku, kantukku seketika lenyap oleh judul khutbah dan isi khutbah jumat masjid kantor.

Agustus bulan mbolang

Jadwal mbolang:

1. 1-2 agustus 2015: Gass to sawarna. Yang sudah aku rencanakan tahun lalu, tp rencana awal rombongan pake mobil dan ada titik cerah waktu itu tanggal 14-17 agustus, tapi karena ternyata ada temen yang udah jadwalin ke jogja, aku ada nikahan sodara dan kamu dengan alasan menepati janji ke pahawang. ya sudahlah.
2. 9 agustus 2015: gass to bandung, ini rencana besuk tapi karena paman tidak ada di rumah dan kakak ipar yang tiba2 datang ke jakarta sekalian pengen kenal kamu tapi kamu prioritas dengan tidak enak udah janji atau mumpung ada festival ke dieng walau itu asumsi pribadi ku, aku berasumsi begitu karena semalam ketika aku bilang kakak iparku mau datang dan aku mau kenalin kamu hanya diam tanpa respon. Ya sudahlah.
3. Tgl 15 agustus 2015: ada nikahan sodara di bekasi. Beliau mantu putri pertamanya, beliau adalah ketua paguyuban keluarga bani so sasmito yang merantau di jakarta. Aku diberitahukan sejak sebelum puasa. Dan aku berencana mengajak kamu untuk aku kenalin tapi kamu sudah memutuskan ke pahawang. Ya sudahlah
4. Tgl 16-17 agustus 2015: aku rencana ke jogja yang sudah direncanakan sejak tahun lalu, mau melihat matahari terbit diatas bukit dengan puncak borobudurnya. Walau sempet ada wacana  teman kerja diruangan mau naek kereta bareng2 ke jogja tapi gagal. ya sudahlah.
5. Tgl 28-30 agustus 2015: ini sudah ak bahas kemarin. Dan sudah direncanakan 2 tahun lalu.  Aku berjanji ma teman2 inter kediri backpackeran bareng ke bali, tapi aku harus memprioritaskan planning ku bulan september  dan kamu tau itu apa.  Sempet sudah aku batalkan dan respon teman awalnya kurang baik, setelah aku kasih pemahaman mereka mau mengerti dan mendukung. Tapi karena belum ada kepastian di bulan september atau bulan februari akhirnya aku putuskan utk backpacker ke bali. Ya sudahlah.

Aku sebenarnya sudah menahan nafsuku untuk touring, backpacker, traveling atau bahasa gaulnya mbolang, tapi proses hijrahku masih dalam tahap menahan nafsu yang lain. Untuk yang satu ini seharusnya bisa aku tahan jikalau semalam aku dapat kepastianmu.

Tapi ini bukan ajang balas membalas atau apalah. Ya mbolangku ini sudah jauh2 hari aku jadwalkan tapi karena aku punya planning yang mengharuskan aku untuk memprioritaskan mana yang lebih harus didahulukan jadi mbolangku aku pending. Namun, semalam ketika obrolan yang aku pertanyakan aku anggap tidak ada titik temu ya sudahlah.
Dipaksa pun tidak mungkin walau dengan planningku kamu gak masalah tapi masih ada kata ‘cuma’. Lah kalau sudah ga masalah ya titik. Ga perlu cuma, kalo masih ada kata ‘cuma’ berarti belum sepakat. Ya ketika ditanya mau kpn? Kamu g bisa jawab. Sedih aku 😦

Yaa Allah jikalau matahari besok masih bersinar dan aku Engkau beri kesempatan melihatnya, insya Allah aku sudah siap apapun pahitnya resiko.

Yaa Allah jika dengan bicara kata2 belum bisa memberi pemahaman semoga dengan kata2 dalam tulisan ada harapan yang lebih baik.

Nikah itu Senilai rupiah

Pagi ketika baru aja datang di kantor sudah mendengar obrolan beberapa teman kerja yang kurang pas aku dengar, entah aku terlalu mendramatisir berlebihan tapi ya versiku ga pas lah pokonya. 

Obrolan yang diawali dengan sebab musabab ada undangan nikah dari salah satu pegawai beda ruangan dengan salah satu bos di bagian lain juga. Ada ibu yang saling bertanya ‘gimana datang ga ke tempat nikahnya si A?? Kalo datang aku nitip saja.’ Teman lainnya menjawab,’ak g datang karena kejauhan tempatnya.’ Ada teman lain lagi yang beride,’ ya udah kita kolektif aja alias kencreng di kelilingin aja. Ntar dikasihkan setelah pengantin baru masuk.’

Itu sedikit obrolan yang tadi aku dengar, ya disitulah sebuah pernikahan dihargai sebatas rupiah. Bagaimana tidak, serba salah kalo g diundang teriak2 kalo diundang alasan g datang kejauhanlah, panaslah, g da temannya lah atau apalah..

Kasihan yang sudah berusaha mengundang, berharap kehadiran para undangan untuk berbagi kebahagian mempelai dengan mereka. Nah, kalo datang pun juga pasti ada saja yang menilai kalo lokasinya jauh ya, kenapa menunya begini2 aja, habis berapa nih pesta nikahan, wah sempit banget ruangannya. Aku gak kebagian makananlah atau tetekbengeklah.

Subhanallah.Maha Suci Allah. Makanya ketika dulu sering ditanya kapan nikah? Jangan lupa undangannya? Dengan entheng nada canda yang serius kalo bener dengar ehehehe aku jawab aku ga akan undang2 cukuplah dengan doa restu saja syukur Alhamdulillah. Dan aku memang bercita2 dulu nikah saja walimahan sederhana. Bukan karena pelit tapi ya pesta itu tidak dibenarkan dalam syariat Islam. Biar g dianggep liberal 🙂  toh esensi atau sakral dari pernikahan itu di waktu ijab qobulnya.

Yaa Allah ampuni aku terlalu mendramatisir sesuatu disekitarku.

Yaa Allah berkahi kelak pernikahanku dengan rahmat-Mu

Yaa Allah Sucikan jalanku menuju penyempurna agama-Mu.

Gathnas ICI ke-4

Akhir bulan agustus 2015 adalah gathering nasional komunitas Interisti Indonesia yang dibawah bendera Inter Club Indonesia (ICI). Dan tahun ini diselenggarakan di pulau dewata Bali. Keinginan turut serta dengan teman2 sehoby berkumpul dan bersenang2 harus dipending dulu.

Keinginan yang sudah sejak 2 tahun lalu direncanakan hadir karena berpikir tahun ini adalah kesempatannya bisa bergabung dengan komunitas ICI se Indonesia. Apalah daya, bukan masalah dilarang siapa atau jadwal yang tidak bersahabat. Ya dari hati sendiri harus dipending karena ada yang lebih prioritas daripada bersenang2 dengan teman sehoby atau sekedar menepati janji ikutan gathnas tahun ini. Walau jadwal gathnas sudah terbit dari tahun lalu.

Namanya juga rencana, sekedar rencana dan keinginan. Kalo nafsu  keinginan trus dituruti kapan berakhir kepuasannya. Toh, menahan nafsu juga salah satu cara menata hati. Walau gejolak melawan itu pasti ada.

Semoga teman2 yang berkumpul di Bali bisa semakin solid mendukung Inter. Amin

Forza Inter per sempre

Inter sak pedhote nyowo

Pertama part 2

Hari ini diawali dengan kesalahanku sendiri, kelupaan ngeprint rincian dari kerjaan yang merupakan hal terpenting yang harus dilampirkan ketika mau minta tambahan uang persediaan.

Diawali kejadian ditolaknya persetujuan oleh KPPN hari senin lalu karena ada alasan dipa msh revisi, tapi setelah diujicoba dengan masukkan tagihan laennya bisa cair. Akhirnya sedikit diskusi dengan bos KPPN alhasil bisa mengajukan TUP dengan syarat.

Berawal hikmah sholat dhuha yang membuatku teringat ada yang ganjil dengan tipisnya surat yang akan diajukan, akhirnya aku pun harus nyusulin kekurangan tanda tangan bos ke tempat beliau rapat. Dan ini pertama dalan sejarah aku harus nyusulin mengejar bos. Tapi apa daya si bos malah klayapan di luar tempat rapat sedang sang sopir ada dilokasi rapat dengan mobilnya.. Astaqfirulloh. Tau rapat jam 1, ya ga usah buru2 ngejarnya tadi. Biar ga salah paham ngopi plus udud aja di B1 warung kemitraan.

Terima kasih miwa memberi semangat Selalu ada yang pertama untuk menjadi selamanya. 

Selalu ada hikmah dibalik kejadian, aku bisa bersilaturahmi ke teman2 mumpung msh bulan lebaran. 🙂

Allah tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umat-Nya

Pertama

Kamulah yang pertama bagiku ketika aku pakai hati serius

Kamulah yang pertama aku kenalkan ke temanku

Kamulah yang pertama aku ceritakan ke bapak ibuku perempuan yang sedang dekat

Kamulah yang pertama berani bilang jangan sensi

Kamulah yang pertama aku berdoa menjadi pendampingku

Apakah aku juga menjadi yang pertama?

Tidakpun tidak apa-apa, insya Allah aku menjadi yang terakhir untukmu. Amin

sepasang sepatu

Sepasang sepatu salah satu aseknya filosofi berkehidupan.

10 hari libur lebaran aku punya cerita

Kita harus mulai bekerjaPersoalan begitu menantang 

Satu niat satulah darah kita

Kamu adalah kamu

Aku adalah aku

Iya itu sepenggal lirik lagu bang iwan fals. Libur lebaran telah usai bagiku, esok saatnya menatap rutinitas seperti sebelumnya.

Halal bi halal dan reuni ke-34

Alhamdulillah sejak terakhir ikut 4 th lalu reuni keluarga bani mbah sosasmito diselenggarakan di kediri. Tahun ini bisa ikut lagi yang di jember. Karena acara yang ke 34 tahun ini diselenggarakan lebih dekat ke hari raya jadi bisa ikut berangkat ke jember. Walau harus nempuh 6 jam perjalanan darat, tapi demi salah satu ajaran agama yaitu menyambung silaturahmi.

Mungkin aku sudah keturunan yang ke lima jadi sudah jauh dari garis keturunan mbah sosasmito yang orang asli purworejo.  Tapi sejarah silsilah proses pencariannya lumayan susah juga, karena lokasi yang berbeda kota serta sedikit info mengenai nama2 keturunannya. Allah Maha Bijaksana karena niat baik pasti Allah akan memberi kemudahan. Amin