..:: Cita-cita ::..

cita-cita setinggi langit

Mendengar kata cita-cita pasti teringat pertanyaan para guru kita waktu TK. Anak-anak didiknya pasti akan ditanya cita-citanya satu persatu. Aku pun mengalaminya. Waktu TK jika ibu guru bertanya tentang cita-cita, pasti aku akan menjawab ‘ Ingin jadi Insinyur kayak Pak Habiebie’, emang aku pengemar berat beliau, namun nilai matematikaku waktu SD s/d SMA selalu jelek alias gak bisa matematika mengakibatkan cita-cita seperti itu menjadi sirna dan hanya menjadi impian saja.

kereta apiMenjelang SD karena aku sering sekali naik kereta api, maka cita-cita berpindah haluan dari seorang Insinyur menjadi seorang masinis. Aku sering diajak pergi keluar kota naik kereta api, jadi menjadi seorang masinis bagiku sangat perkasa dan berwibawa. Bayangkan, seorang masinis ketika sedang bekerja mengendalikan lokomotifnya terlihat begitu perkasanya. Apalagi waktu itu aku tour ke bandung naik kereta, saat pagi pasti sampai daerah pegunungan setelah Tasikmalaya. Aku pasti pergi ke gerbong paling belakang kemudian saat kereta berbelok-belok aku liat lokomotif begitu perkasanya menarik beberapa gerbong yang berisi ribuan penumpang. Itulah awal aku bercita-cita menjadi masinis.

Setelah SMA cita-cita seorang masinis tak pikirkan lagi olehku karena kurangnya informasi di kotaku tentang sekolah untuk menjadi masinis. Tapi jika hidup tanpa sebuah cita-cita ibarat sayur tanpa garam terasa getir tanpa ada sedapnya. Untuk itu “Bercita-citalah setinggi langit” begutlah pepatah mengatakan. Aku pun setuju dengan istilah tersebut, karena jika cita-cita tidak tercapai kita tidak akan menyesalinya sebab langit tidak bisa dijangkau dengan tangan.

Marilah kita bercita-cita agar hidup ini terasa bermakna.

Tinggalkan komentar

Filed under Unek-unek

Tinggalkan komentar